Sabtu, 30 November 2013

Budaya Korupsi

Kata-kata "Budaya Korupsi" menunjukkan arti bahwa korupsi sudah menjadi kebiasaan di lingkungan tersebut. Ya..bisa dikatakan sudah menjadi hampir prilaku kebiasaan. Hal ini mulai tampak ke permukaan pada era reformasi, karena semuanya sudah mulai berani ngomong ke media. Tampak terlihat dari media prilaku korupsi dalam suatu instansi tidak hanya melibatkan satu dua orang, namun bisa lebih, ini dikarenakan birokrasi dilakukan secara berjamaah...hehehehhe, kayak sholat aja ya berjamaah, mungkin kalau satu dua orang mudah ketauannya, tapi kalau rame-rame susah ketauannya karena enggk bakalan ada yang mau mengadukan atau menjadi saksi karena semuanya terlibat. Paling kalau sudah parah ya...dikorbankanlah satu dua orang untuk menyelamatkan yang lainnya.

Ternyata korupsi tidak hanya dilakukan oleh pejabat-pejabat kelas atas, di pekerja-pekerja kelas bawah juga banyak yang melakukan hal-hal tersebut. Jadi ternyata mereka sibuk ngomongin yang diatas korupsi macem-macem, eh...tau-taunya dia juga melakukan namun sekala kecil karena enggk ada yang bisa dikorupsi dalam sekala besar. Contoh saja tukang parkir, berdasarkan pengalaman di jalan di daerah Yogyakarta, ternyata banyak tukang perkir yang nakal, mereka memberikan karcis parkir yang telah dipakai berulang-ulang, kadang mengenakan tarif lebih, tidak bertanggung jawab terhadap pekerjaan.

Kalau diperhatikan ada beberapa juru parkir yang jujur dan bertanggung jawab, mereka tidak sekedar menarik bayaran jasa parkir namun juga membantu pengendara untuk putar arah dan segala macemnya, kalau yang seperti ini kita enggk dikasih karcis parkir juga kagak apa2 dah yang penting dia bertanggung jawab dengan tugasnya. Namun kebanyakan sudah menarik tarif lebih, ngatur kendaraan tidak mau, kadang pakai muka ngancem-ngancem lagi....hehehhe, tapi ya namanya juga hidup tidak semua sifat orang bisa baik. Justru kita ambil dari pelajaran dari cara hidup mereka, bahwa dengan cara seperti itu pasti hidupnya tidak akan pernah bahagia, karena memakan harta yang tidak berkah. Kalau yang membaca ini termasuk kategori tersebut segera perbaiki diri biar hidup lebih barokah...hehehheh.

Contoh diatas itu sekala paling bawah yang banyak kita lihat dijalan, untuk kategori mengah biasanya ada dipegawai toko, kantor, atau layanan publik. Jika Anda menipu majikan atau masyarakat maka Anda sudah termasuk pelaku korupsi, yaitu merugikan orang lain. Walaupun dalam sekala kecil tetap hal tersebut adalah dosa dan tidak barokah, juga mengotori harta atau gaji Anda yang diperoleh dengan halal.

Ada banyak cara tuhan memberikan balasan bagi orang-orang yang melakukan tindak kecurangan, misal saja : kecelakaan, kehilangan, sakit, keributan rumah tangga yang tak pernah usai, anak yang nakal-nakal, dan lainnya.   Jika Anda mengalami hal seperti ini segera bertobat memohon ampun sama yang diatas dan jangan melakukan perbuatan yang sama lagi, karena tobatnya bisa percuma.....hehehhehehe.

Pelaku korupsi biasanya diotaknya selaku merasa kekurangan harta, padahal uangnya sudah banyak, namun karena tidak barokah pelaku korupsi selalu merasa kurang dan kurang. Ada tips dari saya agar tidak melakukan korupsi, yang harus dilakukan adalah : sholat, zikir, dan puasa, serta banyak-banyak mengingat kematian, sesungguhnya kematian itu pasti akan datang, namun orang banyak lupa kalau besok dia pasti akan mati, sehingga mikirnya hidup besok masih lebih lama dan butuh banyak uang untuk membeli segalanya.
 
Hidup kaya itu adalah anjuran agama, tapi kaya dengan cara yang baik dan halal, bukan dengan cara menipu orang lain dan orang tua. Dengan kita kaya maka kita dapat membahagiakan istri, anak-anak, orang tua, kerabat, dan orang lain. Tujuan kaya untuk membahagiakan orang lain, bukan untuk kebahagian diri Anda sendiri, dengan begitu Anda tidak akan melakukan hal yang dapar merugikan orang lain untuk menjadi kaya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar